Tuesday, May 17, 2011

TAKHTA BUNGA SERUNI, TAKHTA UNTUK RAKYAT « Henri Daros's Blog

Sangat jarang menjadi bahan perbincangan, apalagi pergunjingan, dan selama keadaan normal seakan tidak dipedulikan oleh warga negeri yang masing-masing hidup nyaman serba berkecukupan itu, tak pelak lagi justru menjadi tumpuan peneguhan batin serta sumber kekuatan dan hiburan tiada tara pada saat-saat bumi seakan kiamat, dan ketika segala kenyamanan itu hanya tinggal reruntuhan.

Itulah sosok Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko di Jepang saat-saat ini. Dua bulan setelah bencana, yaitu sejak 11 Maret hingga bulan Mei ini, ternyata sudah lima kali pasangan kekaisaran ini mengunjungi Wilayah Tohoku, kawasan bencana. Lima menit menyapa dan meneguhkan seluruh bangsa melalui radio dan televisi pada saat awal malapetaka, kini sudah digenapi dengan lima kali kunjungan langsung ke medan bencana yang porak-poranda.

Melalui perencanaan yang cermat, bukan karena kerumitan protokoler atau pertimbangan keamanan pribadi kaisar, tapi agar jangan sampai mengganggu pekerjaan 'search and rescue', urusan pengungsian, penampungan dan pembersihan, bahkan agar tidak mengganggu istirahat para pengungsi yang dalam kondisi tertekan lahir-batin, lima kali kunjungan ini tampaknya sudah mencakup hampir seluruh kawasan bencana. Tidak dilewatkan juga tempat-tempat pengungsian di Tokyo sendiri.

Bukan hanya warga di kawasan bencana, warga Jepang seluruhnya pun tertegun. Pelbagai tanggapan dunia internasional bermunculan. Pasangan kekaisaran yang sudah lanjut usia ini, semua tahu, tidak dalam keadaan kesehatan yang baik. Bahkan seharusnya tidak boleh bepergian jauh, termasuk keluar dari istana untuk sementara.

Dengan penampilan sederhana dan lembut, senantiasa tersenyum penuh perhatian dan empati, selalu bersimpuh di depan dan bersama para pengungsi di tempat-tempat penampungan, bercakap-cakap dari hati ke hati tanpa basa-basi, kunjungan pasangan kekaisaran ini tidak hanya membelai dan menyejukkan, tapi sungguh meneguhkan dan mengobarkan semangat hidup. Media telah lebih dari cukup mengutip ungkapan reaksi para pengungsi yang padat dengan perasaan haru, gembira serta tekad baru dalam memandang dan membangun kembali masa depan.

Warga yang terpaksa harus menghadapi tiga bencana yaitu 'gempa-tsunami-radiasi' ini boleh dan patut 'berbangga' karena tidak hanya punya pemerintah yang sangat peduli dan bekerja keras demi mereka, tapi juga punya 'bapak dan ibu bangsa', ya saya menyebutnya saja 'ayah dan bunda', yang sungguh penuh kasih dan perhatian tepat pada saat-saat puncak penderitaan mereka.

Begitu banyak orang tertegun. Saya juga. Dan saya ingin sekali berbagi dengan Anda. Beberapa dari sejumlah gambar yang selama ini secara teratur saya terima bersama media berita di kotak surat elektronik, saya bagikan pula buat Anda di halaman ini. Biarlah sekarang gambar-gambar itu yang berbicara.

henri daros

No comments:

Post a Comment